Kamis, 07 April 2011

Kanker Servicks

Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker mulut rahim) merupakan kanker yang menyerang kaum wanita dan jumlah penderitanya meningkat beberapa tahun belakangan. Dari seluruh penderita kanker di Indonesia, sepertiganya adalah penderita kanker serviks. Kanker ini memang merupakan pembunuh wanita yang menakutkan. Memperoleh informasi tentang kanker ini dapat membantu lebih banyak wanita terhindar dari salah satu penyakit paling mematikan ini.Kanker mulut rahim (serviks) merupakan momok yang paling menakutkan bagi semua wanita. Selain belum ada obatnya, kanker mulut rahim juga bisa mengakibatkan kematian. Jenis kanker ini paling sering ditemukan di antara penyakit kanker ginekologik, dan menjadi penyebab kematian utama wanita penderita kanker di negara berkembang, termasuk Indonesia.


Gejala dari kanker mulut rahim biasanya terjadi keputihan yang lama dan tidak diobati dengan baik, keputihan yang berbau atau bisa juga saat hubungan suami istri terjadi perdarahan (contact bleeding), pada tahap displasia sampai stadium I, praktis tanpa keluhan. Baru menginjak stadium 1 A- 3b terdapat keluhan pasien. Sedangkan pada stadium 4B sel kanker sudah menjalar ke otak dan paru-paru.


Kanker leher rahim sampai kini belum diketahui penyebabnya. Berdasarkan penelitian terbaru, virus HPV merupakan salah satu pemicunya. HPV dapat menjangkiti seorang wanita jika pasangan seksualnya mengidap virus tersebut akibat berganti pasangan. Selain itu, wanita yang mempunyai kebiasaan merokok juga rawan terkena kanker ini. Zat nikotin yang dikandung tembakau mempunyai kecenderungan mempengaruhi selaput lendir pada tubuh, termasuk selaput lendir mulut rahim, sehingga membuatnya rentan terhadap sel-sel kanker.


Pengidap kanker ini biasanya perempuan usia produktif, Aktif melakukan hubungan seks, sering berganti pasangan seksual, kawin dalam usia relatif muda ( <17 tahun) dan sering melahirkan.


Pencegahan paling efektif adalah melalui pendeteksian dini dengan pemeriksaan pap smear, yang bisa mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi sel kanker. Semakin dini sel-sel abnormal terdeteksi, semakin rendah risiko seseorang menderita kanker mulut rahim.


Tes pap smear adalah suatu pemeriksaan yang aman, murah, dan telah dipakai bertahun-tahun untuk mendeteksi kelainan sel-sel di mulut rahim. Sebaiknya kaum wanita secara rutin melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali setelah berhubungan seks, atau tiga bulan setelah melahirkan untuk mendeteksi ada atau tidaknya prakanker/displasia.


Pengobatan pada kanker mulut rahim ada tiga, yaitu operasi, penyinaran (radiasi), dan kemoterapi. Masing-masing terapi dilakukan dokter menurut stadium kanker yang dialami pasien dan dengan pertimbangan kaidah dan risiko bagi pasien. Stadium O atau disebut juga lesi prakanker sangat mudah diobati dengan tindakan lokal. Selanjutnya stadium 1, dibagi A dan B, pilihan pengobatan dengan operasi. Stadium 2A masih dioperasi, tetapi stad 2B tidak lagi dioperasi, melainkan sebaiknya radiasi dibantu kemoterapi. Stadium 3 dan 4 adalah stadium lanjut, dibagi juga A dan B, biasanya radiasi dibantu kemoterapi.



Tips menghindarkan wanita dari kemungkinan terkena kanker mulut rahim sebagai berikut:

1. Waspadai gejalanya. Segera hubungi dokter kalau terdapat gejala-gejala yang tidak normal seperti pendarahan, terutama setelah aktivitas seksual.

2. Pemeriksaan teratur. Lakukan tes pap smear setiap tahun. Ini dilakukan sampai berusia 70 tahun.

3. Jangan merokok karena dapat merangsang timbulnya sel-sel kanker melalui nikotin dikandung dalam darah Anda. Risiko wanita perokok 4-13 kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok. Diperkirakan nikotin memberikan efek toksik pada sel epitel, sehingga memudahkan masuknya mutagen virus.

4. Hindarkan kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun deodoran karena akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker.


Apa Beda Kanker Leher Rahim dan Kanker Rahim?

Kanker Leher Rahim
Kanker leher rahim atau kanker serviks  menjadi penyakit  yang paling ditakuti oleh para wanita di Indonesia, karena merupakan penyebab kematian tertinggi di antara semua jenis kanker. Biasanya kanker ini menyerang wanita berusia 35-55 tahun.
Kanker leher rahim disebabkan oleh HPV (human papilloma virus).  Kanker ini juga dipicu oleh:
  1. Seringnya mencuci vagina dengan  antiseptik yang tidak dianjurkan oleh dokter.
  2. Kebiasaan merokok.
  3. Seringnya menaburi vagina dengan bedak sehingga menimbulkan iritasi.
  4. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.
  5. Berganti-ganti pasangan atau mitra seksual, meskipun memakai telah kondom.
  6. Penggunaan hormon estrogen bagi wanita yang telah menopause tidak sesuai aturan.
  7. Kebiasan makanan yang banyak mengandung lemak.
  8. Penggunaan pil KB yang terlalu lama.
  9. Gangguan sistem kekebalan tubuh
Gejala awal penyakit ini dimulai dengan keputihan yang berbau busuk, berwarna pink, atau  kecoklatan, bisa juga disertai perdarahan. Menstruasi abnormal dan nyeri saat berhubungan seksual. Jika terjadi demikian segeralah berkonsultasi ke dokter.
Kanker rahim
Definisi
Kanker rahim adalah tumor ganas pada lapisan rahim (endometrium).
Penyebab
Penyebab kanker rahim diduga karena meningkatnya kadar estrogen. Penyebab pastinya belum diketahui.
Epidemiologi
Kanker rahim umumnya terjadi setelah masa menopause, paling sering menyerang wanita berusia 50-60 tahun.
Gambaran Klinis
Gambaran klinis kanker rahim berupa:
  1. Perdarahan rahim yang abnormal
  2. Siklus menstruasi yang abnormal
  3. Perdarahan di antara dua siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami menstruasi)
  4. Perdarahan vagina atau spotting pada wanita setelah masa menopause
  5. Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun)
  6. Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
  7. Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita paska-menopause)
  8. Nyeri atau sulit untuk berkemih
  9. Nyeri saat melakukan hubungan seksual.
Baik kanker leher rahim maupun kanker rahim keduanya sama bahayanya, namun demikian, kanker leher rahim (kanker serviks) lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan kanker rahim.
(Dari berbagai sumber)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar